Sabtu, 23 November 2013

Pekerjaan Rumah TIK

Selasa, 24/09/2013 17:28 WIB

Hari ke-345 Jokowi

Lagi-lagi Jokowi Sebut Mobil Murah Nggak Bener


Ray Jordan
 – detikNews


 
Jakarta - Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) lagi-lagi bersuara keras terhadap kebijakan mobil murah. Lagi-lagi Jokowi menyebut, yang dibutuhkan sekarang adalah transportasi massal yang baik, bukan mobil murah.
Pernyataan itu dilontarkan Jokowi saat wartawan meminta tanggapannya soal Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) dan Wakilnya Oded M Danial yang keberatan dengan kebijakan mobil murah. Jokowi meminta penyaan itu ditanyakan ke pihak yang bersangkutan.
"Ya tanyakan ke Bandung sana. Kalau saya menolak karena Jakarta ini sudah macet sehingga saya ngomong mobil murah nggak bener," kata Jokowi di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Selasa (24/9/2013).
Jokowi menegaskan yang dibutuhkan warga Jakarta adalah transportasi massal yang murah. "Transportasi umum yang murah,   bukan mobil murah," kata dia.
Jokowi juga membenarkan pernyataan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang akan menghancurkan mobil-mobil pribadi dengan usia di atas sepuluh tahun. Tujuannya agar meminimalkan kemacetan. 
"Itu masih proses apakah 10 tahun atau 20 tahun, masih proses," tutur Jokowi.
Sebelumnya, Emil dengan tegas menolak mobil murah masuk Bandung karena akan menambah kemacetan.
"Saya dengan Pak Jokowi itu sama. Sedang berusaha mengurai kemacetan yang disebabkan oleh banyaknya kendaraan. Nanti kalau ada mobil murah, kendaraan semakin padat," tegas Emil di Balai Kota Bandung, Rabu (18/9/2013).
Menurut Emil, kehadiran mobil murah bisa diaplikasikan di wilayah yang kurang mobil.
"Konsep mobil murah ini bisa dilakukan di daerah-daerah yang kurang mobil. Tapi di daerah-daerah yang sudah padat, kota metropolitan, seperti Bandung ini, kalau bisa tidak akan kami pakai," jelasnya.




Seperti yang kita tau jika mobil murah ini dapat membawa dampak positif maupun dampak negatif bangsa indonesia. Kususnya daerah luar pulau Jawa yang akan membawa kemajuan dibidang transportasi. Namun akan merepotkan jika banyak peminatnya, kususnya di kota metropolitan, seperti beberapa kota yang ada di pulau Jawa.



Contoh seperti Kota Jakarta yang terkenal kemacetannya karena banyaknya kendaraan yang digunakan masyarakat  setiap hari. Mulai dari kendaraan motor maupun mobil. Apa jadinya jika mobil murah sudah beredar dimana-mana, semua orang dapat membeli mobil murah dengan mudahnya, bahkan bisa terjadi sebuah keluarga memiliki lebih dari satu mobil. Apa jadinya kota Jakarta nantinya.



Untuk itu saya setuju dengan pendapat Jokowi yang tidak menyetujui kebijakan mobil murah untuk beredar di masyarakat. Transportasi masal yang baik dan murah yang sekarang rakyat butuhkan bukan mobil murah. Sehingga para pemilik transportasi masal yang sudah tidak pantas di gunakan, dapat membeli transportasi murah. 



Dengan itu kemacetan tidak bertambah lebih parah karena rakyat akan menggunakan transportasi umum yang baik dan murah. Bahkan angka kematian kecelakaan karena transportasi umun yang tidak baik akan berkurang. Dan alangkah baiknya jika mobil murah dikonsentrasikan di daerah-daerah yang minim transportasi.

Sebagai warga negara yang baik kita harus berpikir kritis tidak hanya senang untuk diri sendiri namun melihat kepentingan orang lain. Kita harus berpikir bijak begitu juga dengan pemerintahan. Demi bangsa Indonesia dan kemajuan bersama. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar